Air Bersih
Alunan musik Bruno Mars
yang berjudul move on berdering pukul 05.15 pagi. Aku terbangun karenanya,
dengan membalik-balikan badan sambil mencari smartphone-ku untuk mematikan
lagunya. Aku mulai beranjak dari tempat tidurku, kemudian mengambil handukku
yang berwarna orange yang digantung dibalik pintu. Dengan keadaan mata masih
mengantuk aku menuju kamar mandi, kulihat seorang wanita tangguh sedang memeras
baju ditemani dengan busah-busah yang keluar dari perasan baju itu. Dia adalah
ibuku, di sekelilingnya terdapat 1 bak kecil berwarna hitam yang berisi air
perasan baju, 5 ember hitam dan 1 tong besar yang berisi air bersih, serta 1
ember bekas cat berukuran besar yang berisi baju-baju kotor.
Kemudian aku masuk ke
dalam kamar mandi lalu menaruh handukku di kastok yang di tempel di dinding
kamar mandi. Kulihat bak berukuran besar , 1 ember besar dan 3 ember kecil yang
kosong tidak terisi air. Di sini juga terdapat selang air yang sangat panjang
yang sudah terpasang sejak tiga bulan yang lalu. Meihat bak dan ember itu
kosong aku pun keluar dari kamar mandi dan menuju rumah bibi untuk menghidupkan
air. Dan selang panjang itu aku sambungkan pada keran yang ada di kamar mandi
rumah bibi.
Aku pun kembali ke
kamar mandi rumahku, mulailah aku membersihkan bak dan ember-ember itu untuk di
isi air bersih. Entah sampai kapan aku setiap pagi harus menghidupkan dan
mematikan air di rumah bibi. Dan entah sampai kapan pula air di rumahku kotor
dan bau. Sudah empat bulan lamanya ayah, ibu, adik dan aku menantikan air
bersih. Mungkin ayah sudah bosan bila harus membayar tukang untuk mengebor air,
karena sebelumnya pun ayah sudah pernah menyuruh tukang untuk mengebor, bahkan
sudah dua kali. Tapi tetap saja air yang keluar kotor dan bau.
Selesai mandi kira-kira
pukul pukul 05.40 aku shalat dan mulai bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Terkadang
aku mandi dengan terburu-buru, karena teringat aku mandi menggunakan air orang
lain. Aku merasa merepotkan karena pasti keluarga bibi juga akan memakai
airnya. Bila dibuka dua keran pasti air yang keluar akan kecil. Untuk itu
sebelum pukul 06.30 aku dan adik serta ayah harus sudah selesai mandi dan bak
atau ember-ember kosong itu pun harus sudah terisi air, untuk persediaan ibu
mandi sebelum ia berangkat kerja pukul delapan dan untuk persediaan sampai
siang hari nanti. Dalam sehari kami hanya menghidupkan air dua kali yaitu pagi
dan sore hari. Sebelum pukul 18.30 aku dan adik harus sudah mandi agar bisa
mengisi kembali air yang telah kami pakai agar dapat digunakan untuk ayah dan
ibu mandi sepulang kerja, serta digunakan untuk memasak dan mencuci besok pagi.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking