12 Mei 2013

Puisi dusta


Aroma mu

Botol coklat bermerk ternama
Selalu kau semprotkan dengan irama
Entah bagaimana ku terima
Sedangkan aku memang terpana

Malam ini kau begitu berbeda
Tak lagi ku cium aroma ternama
Aku mencium dengan seksama
Dan yang ku cium adalah aroma dusta

Kau buat suka ku menjadi benci
Ingin ku daratkan telapak tangan di pipi
Namun apa daya ku tak berani
Hingga akhirnya kau pun hanya ku caci





Tangis

Saat sendiri aku menangis
Hanya di temani angin yang tiris
Aku berkata ini sangat miris
Ditinggal kekasih yang begitu manis

Aroma dusta tercium di sini
Mengingat kau yang telah pergi
Bersama wanita pencuri hati
Siapapun dia, tak ingin ku kenali

Tetesan air ini semakin banyak
Hingga membuatku terisak-isak
Batin ini pun terkoyak
Membuatku tak bisa tidur nyenyak

deskripsi dalam waktu yang lama


Hari Ini di SMS

Pagi ini sekitar pukul 06.15, aku lari pagi bersama ketiga temanku. Kami lari menuju mall besar yang ada di dekat daerah rumah kami. Jaraknya yang tidak begitu jauh sehingga kami memutuskan untuk lari pagi mengelilingi mall itu saja. Namanya Summarecon Mall Serpong orang biasa menyebutnya hanya dengan kata SMS. Banyak orang berkunjung atau lari pagi kesini, parkiran mall ini juga biasa dipakai untuk tempat shalat idul fitri atau pun idul adha setiap tahunnya.
Suasana masih sangat sepi sekali, hanya ada aku dan ketiga temanku dan terlihat dua orang bapak-bapak yang sedang senam kecil di parkiran. Pagi ini belum ada mobil ataupun motor yang mengisi halaman parkir mall ini. Aku hanya melihat toko makanan yang berada di luar mall dengan pintu besar yang di atasnya bertuliskan “Tutup”. Serta kursi-kursi yang masih kosong tanpa ada seorang pun yang mendudukinya  dan meja-meja  yang di atasnya haya terdapat menu makanan saja. Lampu-lampu pun tak begitu banyak yang menyala. Itulah yang kulihat di bagian pintu utara mall ini.
Kemudian aku dan temanku berlari menuju belakang mall. Mall ini memang sangat besar dan luas sehingga parkirannya pun berada dimana-mana. Suasananya berbeda sekali sekali dengan keadaan di depan pintu utara tadi. Di sini sudah banyak gerobak-gerobak berjejeran di pinggir trotoar di seberang bunderan di belakang mall. Dari mulai tukang bubur ayam, ketupat sayur, ketoprak dan lain-lain. Apa lagi jika sore hari masih banyak lagi pedagang di sini, karena karyawan yang bekerja di mall ini mereka suka membeli makanan di sini. Ku lihat jam tanganku ternyata sudah pukul tujuh. Akhirnya aku dan ketiga temanku memutuskan untuk istirahat dan membeli bubur ayam yang berada di tengah-tengah antara tukang ketupat sayur dan ketoprak.
Kami makan sambil berbincang-bincang hingga tak terasa matahari sudah benar-benar menunjukkan sinarnya. Ternyata sudah pukul setengah delapan. Pembeli lain pun mulai brdatangan untuk membeli sarapan di tempat ini. Aku dan ketiga temanku membayar bubur lalu berjalan kembali untuk pulang. Kebetulan ini hari minggu, pada saat makan bubur tadi kami berbincang-bincang dan berniat akan pergi belanja bersama ke mall tersebut sore nanti. Kami berencana akan membeli baju di salah satu Department Store yang ada di mall itu. Saat perjalanan pulang kami pun kembali melewati halaman pintu utara mall, kali ini aku melihat ada seorang tukang sapu yang sedang membersihkan jalanan menuju pintu mall. Dan pintu mall pun sudah agak terbuka sedikit. Lalu kulihat kearah parkiran mobil ternyata sedang ada senam bersama di sana dan kedua bapak yang kulihat tadi ikut serta dalam senam tersebut.
Alunan musik Bruno Mars yang berjudul move on membangunkan tidurku. Hampir saja aku melupakan janji yang telah aku buat pagi tadi untuk pergi bersama ketiga temanku sore ini. Setelah semua siap, aku dan temanku pun bergegas pergi, kali ini kami tidak berlari atau pun berjalan kaki. Kami menaiki angkot berwarna biru dan kuning untuk sampai ke mall itu dengan ongkos hanya Rp. 2000-, saja. Kami turun di pintu utara yang kami lewati pagi tadi. Pemandangan pun sudah sangat berbeda, banyak orang yang berlalu lalang kesana dan kemari ada yang hendak pulang ada juga yang baru datang seperti kami. Sebelum menuju pintu mall kami melewati parkiran motor yang sangat luas dan sudah berjejer dengan rapih motor-motor dengan berbagai merk. Namun motor-motor besar di parkir secara terpisah yaitu di depan halaman mall. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di sini.
Sebelum masuk mall, di depan pintu sudah berdiri seorang satpam yang siap memeriksa tas-tas para pengunjung mall. Setelah tas diperiksa kami langsung naik ke lantai dua dengan menggunakan ekskalator menuju Department Store namanya Star kulihat nama itu terpampang jelas dengan background berwarna merah dan tulisannya berwarna putih dengan lambang bintang diakhir huruf R nya. Kami masuk disambut oleh perempuan cantik, tinggi yang menggunakan baju seragam berwarna merah dan rok mini berwarna hitam senada dengan warna stocking dan pantopelnya. SPG ini semakin cantik karena rambutnya yang disanggul dan make up yang tidak berlebihan, serta ucapan selamat datangnya yang sangat sopan dan lembut juga senyumannya yang manis.
Kami pun mulai memilih-milih baju yang kami suka. Aku memisahkan diri dengan teman-temanku. Aku melihat-lihat baju di stand pria, tidak sengaja aku bertemu dengan pria tinggi , putih memakai seragam sama seperti SPG yang ada di depan tadi. Rambutnya masih keriting seperti dulu, dia adalah temanku. Sudah setahun kami tidak bertemu. Namun karena dia sedang menjaga stand akhirnya kami pun hanya bertukaran pin BB saja untuk melanjutkan komunikasi. Dan aku pun melanjutkan memilih baju yang aku suka di stand yang lain.
Aku dan ketiga temanku membuat perjanjian pukul tujuh nanti kami bertemu di bagian stand sepatu. Namun karena aku yang lebih dulu selesai maka sebelum pukul tujuh aku sudah ada di tempat yang telah kami tentukan. Tak lama ada seorang pria menghampiriku, ya dia adalah temanku yang tadi. Dia sedang istirahat, dan sambil menunggu ketiga temanku aku memutuskan untuk keluar terlebih dahulu dari tempat ini dan menuju tempat makan yang ada di lantai tiga bersama si keriting ini. Aku langsung menghubungi salah satu temanku agar menyusul ke tempat makan. Perbincangan ku pun sudah agak banyak bersama pria ini. Namun sudah pukul delapan ketiga temanku tak kunjung datang. Tidak lama kemudian mereka datang dengan membawa jinjingan plastik di tangan mereka yang berisi baju dan sepatu. Pada saat mereka datang teman priaku pun berpamitan untuk melanjutkan pekerjaannya. Namun aku masih tetap disini karena harus menemani mereka makan.
Tempat makan ini sangat penuh dengan pengunjung dari mulai anak-anak, dewasa, ibu-ibu, bapak-bapak bahkan kakek dan nenek pun ada. Saat mereka makan aku hanya memesan jus alpukat kesukaanku. Sambil terus melihat jam ternyata sudah pukul sembilan dan angkot pun sudah tidak beroperasi sejak pukul delapan tadi. Selesai makan sekitar pukul setengah sepuluh kami bergegas untuk pulang menuruni ekskalator yang berada tak jauh dari tempat makan kami. Aku melihat tempat makan di luar mall semakin ramai dengan pembeli. Tentu saja ramai tempat ini biasa digunakan oleh para pengunjung untuk sekedar ngopi bahkan nonton bersama bila ada pertandingan bola. Padahal pagi tadi aku hanya melihat kursi kosong dan meja kosong saja, tapi sekarang meja itu sudah di penuhi berbagai jenis makanan dan kursi-kursi sudah terisi oleh penikmat makanan itu. Karena sudah sangat malam dan angkot pun sudah tidak ada, akhirnya kami pun memutuskan untuk naik ojeg yang berada di seberang mall di dekat lampu merah.