26 Mrt. 2013

Autobiografi


Autobiografi

            Novia Indriyani itulah nama lengkap saya. Lahir di Tangerang 06 Nopember 1993. Banyak orang yang memanggil hanya dengan sebutan Novia. Anak  pertama dari dua bersaudara, adik saya bernama Mela Ilyassani, ia duduk di bangku kelas 2 di Madrasah Tsanawiyah Negeri di Tangerang tempat dulu aku bersekolah, SD kami pun sama yaitu di SDN Pak-Bar 11. Kami lahir dari keluarga yang sederhana, ayah hanya seorang pegawai biasa. Sedangkan ibu, beliau hanya seorang penjahit baju. Kebanggaan tersendiri memiliki mereka. Ayah yang setia mengantarku ke sekolah dan ibu yang selalu membuatkanku baju semasa kecil.

            Tak pernah terpikirkan aku akan seperti saat ini, duduk di bangku kuliah dengan tekad belajar dan membanggakan orang-orang tersayang, semua itu karena perjuangan ayah ibu. Sebenarnya cita-citaku ingin bekerja sambil kuliah, agar dapat meringankan beban meraka dalam membiayaiku. Dengan seiring berjalannya waktu akhirnya semua itu dapat terwujud. Mimpiku menjadi guru atau seorang jurnalis mulai terwujud secara perlahan. Kini aku menjadi seorang pengajar TPA di TK/TPA Asy-Syifa. Aku mengajar di sore hari, bila libur kuliah maka aku mengajar TK di pagi hari. Aku bisa bekerja disana berkat kedua temanku yang mengajakku bergabung bersama mereka. Mengenai jurnalis, aku sudah merasakan bagaimana rasanya menunggu dan mencari narasumber yang akan kita wawancarai itu berkat tugas yang di berikan oleh salah satu dosenku.

            Pengalaman dan hikmah yang benar-benar dapat aku rasakan adalah ketika masuk SMK dan Perguruan Tinggi. Aku mencoba mengikuti tes Universitas Negeri, tetapi ternyata aku gagal untuk yang kedua kalinya. Pertama saat aku ingin masuk SMK Negeri dan ternyata gagal hanya karena salah mengambil jurusan. Karena gagal itu aku sangat merasa mengecewakan kedua orang tuaku, tapi mereka hanya tersenyum dan tetap memberiku semangat agar melanjutkan sekolah. Akhirnya ibu menyuruhku sekolah di sekolah swasta yang biayanya sedikit mahal dibandingkan sekolah negeri. Ibu menyuruhku sekolah di kejuruan yaitu SMK, akhirnya ibu yang memilihkan sekolah untukku yaitu SMK Islamic Village Tangerang, dan aku pun menyetujuinya begitupun dengan ayah. Aku mengambil jurusan Administrasi Perkantoran. Aku sudah tak bersedih lagi karena gagal masuk negeri, dengan semangat baru, tahun ajaran baru, cerita masa indah pun di mulai saat itu,  karena di sekolah yang tidak aku inginkan sebelumya itu, aku menemukan banyak kegiatan dari mulai paskibra, paduan suara, cinta, dan yang terpenting sahabat-sahabat yang sangat setia sampai saat ini, semua belum tentu aku dapatkan bila aku sekolah di sekolah lain. Beda halnya dengan kampus, disanalah aku menemukan kalian: Dosen-dosen baik, ilmu yang banyak, dan penyemangat baru dengan cinta yang baru. Mungkin semua hanya kebetulan, tapi inilah cara Tuhan menentukan jalan hidup manusia. “Karena kebetulan adalah suatu pertemuan”, begitulah kutipan dari sebuah novel yang pernah saya baca.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking